puisiku: Menunggu
“Menunggu”
Rembulan datang membawa kesunyian
Menyorot hati yang terpanah api cinta
Membakar jiwa merakit kerinduan
Hatiku hampa sesak dalam kegelapan malam
Perasaan ini bagai mahkota bunga
Bergantian jatuh dari kelopaknya
Ketika dekat serasa hati bergetar
Bagaikan irama dari senar-senar gitar yang dimainkan
Aku ingin memiliki hatinya
Seorang pangeran cinta yang aku impikan
Namun mengapa hanya semut-semut kecil itu yang tahu?
Hanya semut-semut itu yang mengerti akan maksud hatiku
Sampai kapan aku menunggu kedatanganmu di relung hatiku
Sampai kapan aku berjalan sepi di lembah palung cintamu
Aku takut..., aku takut terjebak seperti di lembah kematian Arizona
Aku takut hilang dan tersesat di gurun yang penuh fatamorgana bayanganmu
Sampai kapan aku terus menunggumu
Menunggu dan terus menunggu...
Dan biarkan pena kecilku kembali menari-nari
Menuliskan kisah cinta yang hampa dalam hidup ini
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment