ART IS MY LIFE

Selamat Datang di blog Fifi Neko Kawaii ^^

Puisi, cerpen, laporan baca

No comments
MEMBUAT PUISI, CERPEN,
DAN LAPORAN BACA BUKU SASTRA

Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Kemahiran Menulis

Dosen Pengampu:
 KHOLIFAH, M.Pd.



Di susun oleh:
QHOZIAH ALFIYATUN
NIM:
130611100102


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015




A. PUISI


 
 NORWEGIAN FOREST
(Karya: Qhoziah Alfiyatun)

Seekor kucing yang begitu manis
Berdiri diterpa hujan salju
diam termangu menatap indahnya dunia
Tanda kebesaran tuhan maha kuasa
Ekornya melambai-lambai
Bak sutra yang terbuat dari emas
Seakan-akan mengajak bermain
Di antara butiran permata lembut itu
Bulunya yang keemasan
Dan elok parasnya yang begitu indah
Sangat manis di pandang
Membuat siapapun yang melihat tergoda olehnya
Norwegian forest..
Kau kucing yang fashionista
Matamu bulat bersinar
Layaknya bintang yang bersinar di malam hari
Wajahmu cerah merona
menampakkan aura kecantikanmu
Cakarmu yang runcing dan kecil
Sebagai jati diri keberanianmu
Mencabik lawan menerkam mangsa
Menantang segala yang menghalangi pandangan
Perlahan kau melangkah

Mencari tahu akan makna kehidupan
Kehidupan bebas para kucing norwegian
Yang hidup di tengah-tengah peradaban manusia
jalanmu seperti tanpa arah dan tujuan
Sang ksatria petualang cinta
Mencari jejak sukma abadi dalam jiwa
Yang dikepung jutaan fatamorgana

B. CERPEN
Kisah seekor Kucing Norwegian Forest
(Karya: Qhoziah Alfiyatun)

Dahulu kala, hiduplah seekor kucing yang sangat manis dengan bulunya yang lembut dan panjang berwarna keemasan. Kucing itu bernama Puss jenis Norwegian Forest. Puss hidup sendiri di tengah masyarakat desa di ujung kota Oslo, Norwegia. Kucing itu tinggal dengan keluarga yang miskin dan sangat kejam yaitu keluarga Heldogh. Keluarga Heldogh tidak pernah memberi makan Puss sehingga setiap hari Puss selalu mencari makan dengan mengorek-ngorek isi tong sampah secara sembunyi-sembunyi.


Suatu Hari Tuannya yang bernama Gustavo memukul perut Puss hingga berdarah.
” Meoww...! Ada apa Tuanku memukul saya hingga perut saya berdarah? Apakah saya telah membuat kesalahan pada Tuan?” tanya Puss sambil bergetar hingga bulunya yang lembut itu berdiri karena terkejut.
“Sialan...! lagi-lagi aku kalah judi. Ini semua gara-gara kamu. Seharusnya kau kucing pembawa keberuntungan dan bisa membuatku selalu menang bermain judi, bukan malah sebaliknya!” bentak Gustavo sambil memukul Puss berkali-kali.
“Maafkan saya Tuan, saya hanyalah kucing biasa, saya bukan kucing dewa seperti yang Tuan harapkan. Kalau saya selalu membuat Tuan sial kenapa Tuan tidak membebaskan saya saja?” kata Puss sambil menangis dan memeluk kaki Gustavo.
“Enak saja. Aku tidak akan membiarkanmu hidup bebas dan bahagia di luar sana. Kalau kamu pergi lantas bagaimana aku bisa melampiaskan amarah dan kekesalanku setiap hari? Jadi jangan harap kau bisa bebas dari keluarga ini. Kalau kau berani melangkahkan kakimu untuk pergi dari sini, jangan harap kau bisa selamat dariku,’’kata Gustavo sambil mengarahkan jari telunjukknya ke muka Puss.
“I, iya Tuan, saya mengerti,” kata Puss sambil menunduk.
Dengan penderitaan yang dialami oleh Puss si kucing Norwegian Forest yang manis, ia tak kuasa menahan tangis dan berdoa memohon pertolongan kepada Allah setiap hari. Kemudian, pada suatu malam dia memutuskan untuk pergi dari rumah itu. Pada saat mau membuka pintu, majikannya yang bernama Jack mengetahuinya dan berteriak sehingga membuat saudara-saudaranya terbangun.
“Kucing  Norwegian itu pergi...!”
“Kucing  Norwegian itu pergi...!”
“Kucing  Norwegian itu pergi...!”
Melihat kejadian itu Puss pun berusaha membuka pintu yang terkunci itu. Namun sayang sekali, Gustavo dan Jack lebih dulu berhasil menangkapnya. Akhirnya, Puss pun di ikat kedua tangan dan kakinya serta dikurung di gudang yang gelap, sempit dan penuh debu.
“Ya Allah, kenapa nasibku selalu menderita seperti ini, aku benar-benar tidak kuat dengan cobaan yang telah Kau berikan kepadaku. Tolonglah hamba Ya Allah, berikanlah hamba kesempatan hidup bahagia di dunia ini sekali saja,”kata Puss. Tak lama kemudian Mengalirlah air matanya di pipi manisnya. Tetesan air mata itu pun seketika menjadi seberkas cahaya yang lama-lama membesar dan dari situlah muncul sosok Peri kucing kecil yang berwarna putih berkilau.
“Jangan sedih puss, sebentar lagi Allah akan mewujudkan harapan-harapanmu dan kau akan mendapatkan apa yang kamu inginkan selama ini,” kata Peri kucing.
“Si, siapa kamu? apa kamu hantu atau peri?” kata Puss dengan terkejut.
“Kamu tidak perlu tahu siapa aku, aku di sini karena di utus oleh Allah untuk menolongmu keluar dari penderitaanmu selama ini”, kata Peri kucing sambil tersenyum.
“Be, benarkah? Allhamdulillah Ya Allah, engkau telah mengabulkan doa hamba selama ini,” kata Puss dengan sangat gembira sambil terus meneteskan air matanya karena terharu.
Peri kucing pun mengepakkan kedua sayap putihnya yang besar dengan cepat dan dengan seketika rantai besi yang mengikat kucing Norwegian itu musnah. Peri kucing pun mengajak Puss terbang dengan sayapnya dan pergi meninggalkan tempat yang mengerikan itu.
Tak lama Peri Kucing pun menurunkan kucing Norwegian di puncak bukit di tengah-tengah kota Oslo, Norwegia.
“Wah..., benar-benar di luar dugaanku, ternyata dunia itu sangat luas dan indah. Pada malam hari bulan menyinari dunia dengan bintang-bintang bertaburan begitu indahnya. Benar-benar Kuasa Allah yang sangat menakjubkan. Terima kasih Peri karena telah menolongku untuk bebas dari penderitaan ku selama ini,” kata Puss.
 “Sekarang tinggallah bebas dan nikmati keindahan alam ini, dan carilah temanmu sendiri,” kata Peri kucing. Setelah itu Peri kucing menghilang dan meninggalkan suatu bungkusan untuk kucing Norwegian itu.
“Hah, apa ini? Apakah ini untukku?” tanya Puss terheran-heran dalam hati.
Setelah Puss membukanya, ternyata bungkusan itu berisi sekaleng ikan tuna yang begitu segar dan banyak. Puss pun sangat bersyukur karena selama ini ia belum pernah merasakan makanan nikmat seperti itu. Karena memang selama ini ia makan makanan yang berasal dari tong sampah atau makanan busuk yang diberikan oleh keluarga Heldogh.
Hari-hari kemudian pun berjalan menyenangkan. Puss berlarian mengejar kupu-kupu, bermain bersama kancil, anak ayam hutan dan hewan-hewan lain yang ada di bukit itu, melakukan petualangan, dan lain-lain. Puss pun memiliki banyak sahabat di bukit itu namun ia belum memiliki teman satu ekor kucing pun.
Pada siang hari datang seorang Pemburu yang sangat gagah dan hendak membidik seekor burung Beo sahabat Puss. Mengetahui itu dari balik semak-semak, Puss pun segera berlari menghampiri Pemburu itu dan melompat kearahnya. Puss langsung mencakar-cakar dan menggigit tangan, muka dan merobek-robek baju Pemburu itu. Setelah itu Puss langsung pergi meninggalkan Pemburu itu dan bersembunyi. Pemburu itu pun sangat terkejut, marah campur kagum melihat kecantikan kucing itu.
“Aa, apa yang terjadi? Seekor kucing telah menyerangku hingga aku berdarah-darah dan bajuku robek seperti ini. Tapi apakah barusan itu benar-benar kucing? Bagaimana kucing secantik itu ada di sini. Kucing dengan bulunya yang panjang dan lembut berwarna keemasan. Aku benar-benar ingin memiliki kucing itu,” kata si Pemburu dengan bersemangat.
Pemburu itu pun mengejar jejak kepergian kucing Norwegian yang telah ia temui. Tak lama kemudian ia melihat sebuah ekor yang terlihat sangat lembut dan indah di balik semak-semak. Si Pemburu itu pun memengeluarkan sekaleng ikan tuna segar untuk memancing agar Puss keluar dari tempat persembunyiannya.
“Kitty, Kitty ... kemarilah sayang, aku mempunyai ikan tuna segar untukmu, apa kau mau?” kata si Pemburu sambil mengulurkan tangannya yang memegang sekaleng ikan tuna yang sedikit terbuka ke arah semak-semak itu. Tak lama kemudian dengan perlahan dan ragu Puss pun keluar dari tempat persembunyiannya.
“Kemarilah cantik, jangan takut. Aku bawakan apa yang kau suka,” bujuk si Pemburu.
Puss pun mendekat dan akhirnya mau memakan sekaleng ikan tuna itu hingga tak tersisa sedikitpun. Si pemburu pun segera memberikan air mineral kepada kucing itu. Puss pun sudah mulai terbiasa dengan si Pemburu itu.
“Tahukah kau kucing manis, aku adalah pecinta kucing. Aku memiliki banyak sekali kucing namun baru kali ini aku melihat kucing seindah dan secantik kamu. Aku ingin sekali membawamu pulang, marilah setelah ini ikut denganku,” kata si Pemburu sambil mengelus-elus kepala Puss.
“Maaf Tuan, saya tidak bisa pergi bersama Tuan ini. Di sinilah kehidupan saya. Saya masih trauma hidup bersama manusia di kota,” kata Puss.
“Trauma karena apa? Apakah kamu pernah mengalami nasip buruk bersama manusia?” tanya si Pemburu.
“Iya Tuan, dulu saya hidup di suatu desa yang sangat jauh dari kota, dan saya tinggal dengan keluarga Heldogh. Setiap hari saya disiksa oleh keluarga itu tanpa sebab yang jelas. Dan mereka mengancam saya kalau pergi dari mereka saya akan mati,” kata Puss dengan sedih karena ingat masa lalunya.
“Apa yang kau katakan benar? Betapa bodohnya mereka menyia-nyiakan kucing secantik kamu. Ku mohon kau mau ikut denganku. Di rumahku ada banyak sekali kucing dan kamu bisa berteman dengan mereka. Kalau kau mau, nanti aku akan mengajakmu ke dokter hewan untuk mengobati lukamu,” kata si Pemburu.
“Benarkah Tuan? Terima kasih Tuan, terima kasih, aku akan ikut dengan Tuan,” kata Puss.
Setelah berpamitan dengan teman-temannya, dengan rasa yang sedikit sedih campur senang Puss pun dibawa pulang oleh Pemburu itu. Sebelumnya mereka mampir di dokter hewan untuk mengobati Puss. Tak lama kemudian setelah itu, Puss pun tiba di sebuah rumah megah yang sangat besar.
“Tu, Tuan, apakah ini rumah Tuan?” tanya Puss sambil tertegun melihat kemegahan rumah yang ada di hadapannya.
“Ini adalah rumah kita Puss. Sekarang kau tinggal di sini selamanya denganku,” kata Pemburu itu dengan senyuman kecil.
“Lantas di manakah keluarga Tuan? Rumah sebesar ini terlihat sangat sepi,”tanya Puss.
 “Emm..., aku tinggal di sini sendiri dengan seorang pembantu, tukang kebun dan kucing-kucing yang ku pelihara. Keluarga kami sangat menyukai kucing. Namun, sayangnya Kedua Oangtuaku  9 tahun yang lalu mengalami kecelakaan hebat saat melakukan penerbangan ke Rusia. Dan tak lama kemudian Kakak Perempuanku menyusul kedua orangtuaku karena menderita penyakit Leukimia,”kata Pemburu sambil melamun dan kedua matanya berkaca-kaca.
“Maafkan saya Tuan, bukan maksud saya untuk membuat Tuan sedih,” kata Puss sambil tangan kanannya mengelus-elus pundak Tuannya yang baru.
“Iya, tidak apa-apa. Eh, mulai sekarang jangan panggil aku Tuan ya, tapi panggil aku Dady. Aku ingin kamu menjadi keluargaku,” kata Pemburu sambil mengelus-elus Puss.
 “Iya Dady,” kata Puss dengan senyum kecilnya.
“Sekarang temuilah teman-temanmu di atas, dan kenalkan dirimu dengan mereka. Mereka akan sangat senang memiliki teman sepertimu,” kata Pemburu.
“Iya Dady, aku  akan ke sana,” kata Puss.
Puss pun menemui kucing-kucing lainnya di atas. Saat membuka pintu Puss terkejut dan sangat senang karena di ruang itu ada banyak sekali kucing-kucing dari yang kecil hingga yang besar. Dari jenis Japanese Bobtail, American Curl Hair, Siamese hingga Egyptian Mao. Sebaliknya para kucing yang berada di ruangan itu pun terkejut melihat keindahan dan kecantikan Puss. Puss pun memperkenalkan dirinya.
Beberapa hari kemudian di antara teman-teman puss, ada dua teman Puss yang aneh. Mereka adalah Thedore dan Oddy. Mereka sering sekali berkelahi tanpa sebab. Setelah Puss menyelidiki masalah yang dihadapi oleh kedua kucing itu, Puss pun mengerti. Ternyata penyebabnya adalah Puss, si kucing Norwegian Forest yang cantik itu. Mereka berkelahi karena ingin memperebutkan hati Puss.
“Pantas akhir-akhir ini mereka bersikap sangat aneh dan baik denganku,” gumam Puss dalam hati.
Suatu hari saat Puss hendak menemui Dady, tiba-tiba Puss mendengar suara keributan di sudut taman. Karena penasaran, Puss pun mencari tahu suara itu. Ternyata suara itu adalah suara Oddy dan Thedore yang sedang berkelahi.
“Sudah berhenti....!” teriak Puss kepada Oddy dan Thedore.
“Puss?? Sejak kapan kau ada di sini?” tanya Oddy.
“Kamu tidak perlu tahu. Sekarang aku sudah tahu apa penyebab kalian jadi seperti ini, dan maaf, sejujurnya aku telah menyukai seekor kucing selain kalian,”kata Puss.
“A, apa kau bilang? Siapakah dia? Cepat katakan Puss,” kata Thedore.
“Itu bukan urusan kalian,” kata Puss yang kemudian pergi meninggalkan mereka. Setelah itu, mereka pun berhenti untuk mengejar-ngejar Puss dan mulai bersikap biasa dengan Puss. Memang Puss telah jatuh cinta dengan seekor Japanese Bobtail cat yang bernama Roger. Ia adalah kucing yang manis, sopan, ramah dan baik hati. Itu sebabnya Puss sangat menyukainya karena ia paling berbeda di antara kucing-kucing yang lainnya.
Keesokan harinya Puss berjalan-jalan di taman dengan kucing yang disukainya.
“Roger, terima kasih karena sudah menemaniku jalan-jalan pagi ini,” kata Puss.
“Oh, aku juga sangat berterima kasih Puss karena mau menemani hari-hariku yang sepi ini,” kata Roger.
Dari kejauhan, Ada seekor seekor kucing jenis American Bobtail yang terpesona setelah melihat kecantikan Puss.
“Wow, betapa cantiknya kucing itu. Baru kali ini aku melihat kucing secantik itu. Aku harus bisa mendapatkannya. Tapi, kira-kira siapakah kucing lelaki yang bersamanya? Apakah dia pacarnya? Ahh, bodoh amat, aku akan menghampirinya terlebih dahulu,” kata Browny dalam hati yang kemudian segera menghampiri dua ekor kucing yang tengah bercanda berdua.
“Hai cantik, perkenalkan aku Browny si kucing perkasa di Komplex ini,” kata Browny dengan ekspresi membanggakan dirinya.
“Jangan ganggu dia! Dia pacarku!” kata Roger.
“Pa, pacar katamu?” tanya Puss terkejut dan malu.
“Hey, siapa kamu? seenaknya mengaku sebagai pacarnya. Mana mau dia sama kucing jelek, bodoh dan culun seperti kamu,” bentak Browny sambil mendorong-dorong tubuh Roger.
“Pergi kamu dari sini dan jangan ganggu kami lagi! Kalau kau masih tak mau pergi dari sini terpaksa aku harus turun tangan,”bentak Roger.
“Ooh, jadi kamu menantangku ya? Ok lah kalau begitu kita lihat saja siapa pemenangnya!” kata Browny sambil memamerkan otot dan cakarnya.
“Baiklah kalau itu yang kamu mau lawan aku. Apapun akan aku lakukan demi melindungi Puss,”kata Roger.
Saat Browny melangkahkan kakinya hendak mencakar Roger, Puss pun mencegahnya hingga terkena cakaran Browny yang tajam. Leher Puss pun berdarah. Melihat itu, Roger sangat marah dan menggigit serta mencakar perut Browny. Karena tak kuasa menahan serangan Roger, Browny pun memutuskan untuk lari meninggalkan tempat itu. Namun, nasibnya malang sekali. Pada saat Browny lari menyebrang jalan raya ia tak melihat ada mobil melintas dan akhirnya matilah ia karena tertabrak mobil.
“Kamu tidak apa-apa kan Puss? Kini kau sudah aman dan tak ada yang mengganggumu lagi. Aku akan selalu ada di sisimu,” kata Roger sambil memeluk Puss.
“Terima kasih Roger karena telah menolongku, aku juga berjanji akan selalu ada untukmu,” kata Puss.
Tak lama kemudian, butiran permata salju yang pertama pun turun bersama dengan kebahagiaan yang abadi. Mereka bermain bersama dan berkejar-kejaran. Sejak saat itulah Puss menemukan apa yang ia cari selama ini. Akhirnya, mulai saat ini Puss pun hidup bahagia bersama orang-orang yang dia cintai.
~ The end ~
  
C. LAPORAN BACA
     Nama: Qhoziah Alfiyatun
     NIM  : 130611100102
     Kelas : PGSD 5C Universitas Trunojoyo Madura
     

I.              IDENTITAS BUKU
A.    Judul Buku                                    : Buku Pintar Sastra Indonesia
B.     Nama Pengarang                           : Asrifin An Nakhrawie
C.     Penerbit                                         : Duta Graha Pustaka
D.    Tahun Terbit                                  : 2008
E.     Cetakan                                         : ke-1
F.      Kota dan Lembaga Penerbit         : Surabaya dan CV. Duta Graha Pustaka
G.    Tebal Buku                                    : 136 halaman 1 cm

II.           GARIS BESAR ISI BUKU
Bab 1 : Pengertian dan Macam-Macam
Bab 2 : Karangan Sastra dalam Bentuk Prosa
Bab 3 : Unsur-Unsur dalam Prosa
Bab 4: Mencari dan Meneliti Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Karangan Prosa
Bab 5 : Karangan Sastra dalam Bentuk Puisi
Bab 6 : Unsur-Unsur dalam Puisi
Bab 7 : Sajak dan Macam-Macamnya
Bab 8 : Majas dan Macam-Macamnya
Bab 9 : Menasirkan dan Memahami Puisi
Bab 10 : Ungkapan atau Kiasan
Bab 11 : Perumpamaan
Bab 12 : Peribahasa
Bab 13 : Cara Mengarang Cerpen
Bab 14 : Mengarang Cerita Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Bab 15 : Mengarang Cerita Berdasarkan Gambar
Bab 16 : Mengarang Cerita dengan Menceritakan Kembali Cerita yang Pernah Didengar
Bab 17 : Cara Mengarang Puisi
Bab 18 : Mengarang Puisi dengan Mencari Kata-Kata Sinonim
Bab 19 : Daftar Kata-Kata Sinonim sebagai Bahan Mengarang Puisi
Bab 20 : Mengarang Puisi dengan Menggunakan Majas
Bab 21 : Mengarang Puisi dengan Menggunakan Sajak
Bab 22 : Cara Mengarang Pantun
Bab 23 : Karangan Sastra dalam Bentuk Drama
Bab 24 : Latihan Memerankan Naskah Drama
Bab 25 : Daftar Nama-Nama Sastrawan dan Hasil Karyanya

III.        INTI SARI BAB/SUB BAB BUKU
1.         Bab 1 : Pengertian dan Macam-Macam
Dalam bab 1 yang membahas tentang pengertian dan macam-macam, di sini dijelaskan bahwa karangan sebenarnya merupakan ide atau gagasan pikiran seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Sedangkan karangan sastra adalah karangan yang bersumber dari imajinasi atau dari daya hayal seseorang. Dari pengertian ini maka kebanyakan karangan sastra hanya merupakan cerita rekaan belaka. Macam-macam karangan sastra ada 3, yaitu prosa, puisi, dan drama. Prosa merupakan karangan bebas yang tidak terikat oleh aturan-aturan penulisan tertentu. Di dalamnya mencakup tentang yaitu novel, cerpen, dan roman. Sedangkan puisi merupakan karangan sastra yang terikat oleh aturan-aturan penulisan tertentu, seperti banyaknya larik dalam satu bait, irama, persajakan akhir dan seterusnya. Drama diartikan sebagai kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak dengan media percakapan, gerak, dan laku yang berdasarkan pada naskah tertulis.

2.         Bab 2 : Karangan Sastra dalam Bentuk Prosa
Dalam bab 2 yang membahas tentang karangan sastra dalam bentuk prosa, di sini dijelaskan bahwa dilihat dari periodenya, karangan sastra dibagi menjadi 2 yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama terdiri dari dongeng, cerita pelipur lara, tambo, cerita berbingkai, dan wiracarita. Dongeng ada banyak macamnya. Fabel yaitu dongeng tentang kehidupan hewan. Legenda yaitu dongeng tentang asal-usul kejadian satu tempat. Sage yaitu dongeng tentang kepahlawanan di kalangan masyarakat tertentu. Mite yaitu dongeng tentang kepercayaan roh, makhluk halus, dan kepercayaan animisme. Hikayat yaitu dongeng khayal tentang kehidupan raja-raja, para menteri dan hulubalang diliputi dengan cerita tentang kesaktian dan keanehan mereka. Cerita pelipur lara adalah cerita tentang kehebatan seorang ksatria yang fantastik. Tambo merupakan cerita tentang asal-usul kaum bangsawan atau raja-raja yang dihiasi kejadian menarik di istana. Cerita berbingkai yaitu sebuah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi. Wiracarita adalah cerita tentang kepahlawanan suatu bangsa. Prosa baru diantaranya adalah cerpen (cerita pendek), novel, roman, dan biografi.

3.         Bab 3 : Unsur-Unsur dalam Prosa
Dalam bab 3 yang membahas tentang unsur-unsur dalam prosa, di sini dijelaskan bahwa unsur-unsur dalam prosa yaitu tema, alur, latar/setting, penokohan, sudut pandang dan amanat. Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok bahasan dalam prosa. Alur adalah jalannya cerita yang sambung menyambung dari awal hingga akhir. Alur dibagi menjadi alur aju, alur mundur, dan alur maju-mundur. Latar/setting adalah gambaran tentang tempat, waktu dan suasana dalam cerita. Latar dibagi menjadi latar tempat, latar waktu dan latar suasana. Penokohan adalah gambaran tentang sikap/karakter dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita. Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaiakn oleh pengarang kepada pembaca melalui cerita.

4.         Bab 4: Mencari dan Meneliti Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Karangan Prosa
Dalam bab 4 yang membahas tentang mencari dan meneliti unsur-unsur yang terdapat dalam karangan prosa, di sini dijabarkan bahwa setelah memahami unsur-unsur prosa pada bab sebelumnya yaitu bab 4, di bab ini diberikan contoh bagaimana menganalisis unsur-unsur dalam cerita. Di sini diberikan contoh dongeng legenda yang berjudul “Asal Muasal Candi Roro Jonggrang”. berdasarkan cerita dalam judul tersebut, unsur-unsur prosa dijabarkan sesuai denga nisi cerita.

5.         Bab 5 : Karangan Sastra dalam Bentuk Puisi
Dalam bab 5 yang membahas tentang Karangan Sastra dalam Bentuk Puisi, di sini dijabarkan bahwa puisi dibagi menjadi 2 yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama terdiri dari pantun, syair, gurindam, seloka, dan mantera. Sedangkan puisi baru terdiri dari distikon, tersina, kuantren, kuin, sekstet, septim, stanza, sonata, dan kontemporer. Pantun berdasarkan bentuknya terdiri dari pantun karmina, pantun empat seuntai, pantun talibun, dan pantun berantai/berkait. Berdasarkan isinya, pantun dibagi menjadi pantun anak-anak, pantun orang muda, dan pantun orang tua. pantun anak-anak terdiri dari pantun bersuka cita dan pantun berduka cita. Pantun orang muda terdiri dari pantun dagang (nasib), pantun jenaka, pantun berkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perceraian, pantun beribah hati. Pantun orang tua terdiri dari pantun nasehat, pantun adat, dan pantun agama.

6.         Bab 6 : Unsur-Unsur dalam Puisi
Dalam bab 6 yang membahas tentang unsur-unsur dalam puisi, di sini dijelaskan bahwa unsur-unsur dalam puisi terdiri dari tema, bait dan baris/larik, diksi, sajak, dan majas. Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok bahasan dalam puisi. Bait adalah jumlah kalimat yang terdapat dalam satu kelompok puisi. Larik/baris adalah banyaknya kalimat dalam bait. Diksi merupakan pilihan kata. Sajak merupakan persamaan bunyi atau persamaan suara dalam puisi. Sajak sama dengan rima. Majas adalah Bahasa kiasan yang mempunyai arti tidak sebenarnya.

7.         Bab 7 : Sajak dan Macam-Macamnya
Dalam bab 7 yang membahas tentang sajak dan macam-macamnya, di sini dijelaskan bahwa secara garis besar, sajak digolongkan menjadi 3. Yang pertama sajak menurut posisinya dibagi menjadi sajak awal, dan sajak akhir. Kedua, dilihat dari sesesuaian bunyi suku kata, sajak dibagi menjadi sajak penuh (sajak sempurna), sajak paruh (sajak tidak sempurna), sajak aliterasi, sajak asonansi, sajak rangkai, dan sajak rangka. Ketiga berdasarkan kesesuaian bunyi di akhir setiap kata, sajak dibagi menjadi sajak rata atau sajak sama yang mempunyai rumus a-a-a-a, sajak silang atau sajaak sengkelang yang mempunyai rumus a-b-a-b, sajak kembar atau pasangan (a-a-b-b), sajak peluk atau sajak paut (a-b-b-a), sajak patah atau sajak putus (a-a-a-b) atau (a-b-b-b), dan sajak merdeka atau sajak bebas yang tidak memakai rumus seperti sajak lainnya.

8.         Bab 8 : Majas dan Macam-Macamnya
Dalam bab 8 yang membahas tentang majas dan macam-macamnya, di sini dijelaskan bahwa majas merupakan Bahasa kiasan yang mempunyai arti tidak sebenarnya. Majas terdiri dari majas perbandingan, majas pertentangan, dan majas pertautan. Majas berbandingan terdiri dari majas personifikasi, majas metafora dan majas perumpamaan. Majas pertentangan terdiri dari hiperbola, litotes, dan majas ironi. Majas pertautan terdiri dari metonimia, sinekdoke, alusio, elipsi, dan inversi.
 
9.         Bab 9 : Menasirkan dan Memahami Puisi
Dalam bab 9 yang membahas tentang menasirkan dan memahami puisi, di sini dijelaskan bahwa puisi merupakan salah satu karya sastra yang paling sulit dipahami pengertiannya. Untuk mempermudah bagaimana cara memahami makna dan arti yang terkandung dalam puisi, ada du acara yang bisa dilakukan, yaitu: dengan mengartikan kata-kata yang sulit dalam puisi, dan mengubah puisi dalam bentuk karangan bebas (karangan prosa).

10.     Bab 10 : Ungkapan atau Kiasan
Dalam bab 10 yang membahas tentang ungkapan atau kiasan, di sini dijelaskan bahwa ungkapan adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus ntuk menyatakan suatu maksud dengan arti kiasan. Makna yng terkandung dalam kata ungkapan adalah makna konotasi atau kiasan, bukan makna yang sebenarnya. Dalam bab ini dituliskan daftar kata ungkapan beserta maknanya.

11.     Bab 11 : Perumpamaan
Dalam bab 11 yang membahas tentang perumpamaan, di sini dijelaskan bahwa perumpamaan adalah kelompok kata yang mengandung ibarat, perbandingan atau persamaan. Perumpamaan adalah salah satu jenis peribahasa yang menggunakan kata perumpamaan, antara lain: seperti, bagaikan, bak, laksana, bagai, dll. Dalam bab ini dituliskan daftar perumpamaan beserta maknanya.

12.     Bab 12 : Peribahasa
Dalam bab 12 yang membahas tentang peribahasa, di sini dijelaskan bahwa peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu. Dalam bab ini dituliskan daftar peribahasa beserta maknanya.

13.     Bab 13 : Cara Mengarang Cerpen
Dalam bab 13 yang membahas tentang cara mengarang cerpen, di sini dijelaskan bahwa dalam mengarang sebuah cerpen harus melalui tiga tahapan. Untuk mencapai karangan yang baik dan bermutu maka tiga tahapan ini harus dilalui. Tiga tahapan dalam menulis atau mengarang sebuah cerita pendek yang pertama adalah tahap persiapan. Yang kedua adalah tahap penulisan. Dan yang ketiga adalah tahap koreksi.

14.     Bab 14 : Mengarang Cerita Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Dalam bab 14 yang membahas tentang mengarang cerita berdasarkan pengalaman pribadi, di sini dijelaskan bahwa pengalaman pribadi sebenarnya bisa diangkat sebagai bahan untuk mengarang cerpen. Banyak pengalaman hidup atau pengalaman pribadi kita yang dapat dijadikan sebagai karangan cerita, bisa berbentuk cerpen maupun novel. Untuk membuat cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, ada beberapa langkah yang harus ditempuh. Pertama, memilih pengalaman pribadi yang paling menarik. Kedua membuat kerangka cerita. Ketiga saat menulis, hendaknya menggunakan Bahasa yang menarik dan mudah dipahami sesuai dengan EYD dan kaidah Bahasa Indonesia. Keempat, setelah selesai hendaknya meneliti kembali karangan.

15.     Bab 15 : Mengarang Cerita Berdasarkan Gambar
Dalam bab 15 yang membahas tentang mengarang cerita berdasarkan gambar, di sini dijelaskan bahwa membuat karangan dengan gambar sebenarnya bisa membantu kita untuk mempermudah mengurutkan cerita. Dengan melihat gambar sama ungsinya dengan berpatokan pada kerangka cerita, namun dalam bentuk gambar. Dengan melihat gambar, artinya sama dengan kita sudah membuat kerangka cerita.

16.     Bab 16 : Mengarang Cerita dengan Menceritakan Kembali Cerita yang Pernah Didengar
Dalam bab 16 yang membahas tentang mengarang cerita dengan menceritakan kembali cerita yang pernah didengar, di sini dijelaskan bahwa cara lain dalam mengarang yang mudah adalah dengan mengulas kembali atau menceritakan kembali cerita-cerita yang sudah pernah didengar. Cara ini tergolong mudah sebab kita sudah mempunyai ide cerita yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Kita tinggal meniru jalannya cerita yang sudah ada dalam bentuk karangan kita sendiri.

17.     Bab 17 : Cara Mengarang Puisi
Dalam bab 17 yang membahas tentang cara mengarang puisi, di sini dijelaskan bahwa membuat puisi sebenarnya sama dengan menysun karangan prosa seperti cerpen atau novel. Sehingga harus melalui tiga tahapan juga. Untuk mencapai  puisi yang baik dan bermutu tiga tahapan tersebut harus dilalui. Tiga tahapan tersebut antara lain, tahap persiapan, tahap penulisan, dan tahap koreksi.

18.     Bab 18 : Mengarang Puisi dengan Mencari Kata-Kata Sinonim
Dalam bab 18 yang membahas tentang mengarang puisi dengan mencari kata-kata sinonim, di sini dijelaskan bahwa sinonim adalah persamaan arti kata. Atau sinonim adalah dua kata atau lebih yang bentuknya berbeda namun mempunyai arti yang sama atau hamper sama. Meskipun mempunyai arti sama, namun dalam kata sinonim, kata satu dengan kata lainnya mempunyai kesan keindahan bunyi yang berbeda. Dalam puisi kata sinonim sangat diperlukan, gunanya adalah untuk menambah kesan keindahan dala kata. Dengan melihat kata sinonim pun membuat puisi bisa menjadi lebih mudah.

19.     Bab 19 : Daftar Kata-Kata Sinonim sebagai Bahan Mengarang Puisi
Dalam bab 19 yang membahas tentang daftar kata-kata sinonim sebagai bahan mengarang puisi, di sini dijabarkan daftar kata daftar kata-kata sinonim sebagai bahan mengarang puisi secara sederhana, namun lengkap. Seperti kata abadi sinonimnya adalah kekal, kata bosan sinonimnya adalah jemu, dll.

20.     Bab 20 : Mengarang Puisi dengan Menggunakan Majas
Dalam bab 20 yang membahas tentang mengarang puisi dengan menggunakan majas, di sini dijelaskan bahwa majas adalah Bahasa kiasan. Dalam puisi, untuk menggambarkan sesuatu sering kali digunakan Bahasa majas. Karena majas memperindah kata-kata dalam puisi. Namun demikian, Bahasa majas juga sering kali tidak mudah untuk dipahami, terutama bagi mereka yang kurang bisa memahami tentang bahasa majas dan arti yang terkandung di dalamnya.

21.     Bab 21 : Mengarang Puisi dengan Menggunakan Sajak
Dalam bab 21 yang membahas tentang mengarang puisi dengan menggunakan sajak, di sini dijelaskan bahwa sajak merupakan persamaan bunyi atau persamaan suara dalam puisi. Sajak disebut juga dengan rima. Dalam puisi, kata-kata yang bersajak sangat diperlukan. Gunanya adalah untuk menambah nilai keindahan puisi. Membuat puisi dengan menggunakan sajak tergolong sulit. Pertama yang perlu diperhatikan adalah menentukan tema dan judul puisi terlebih dahulu. Setelah itu membuat kerangka puisi. Lalu membuat puisi sederhana berdasarkan kerangka puisi dengan gaya bahasa biasa saja. Selanjutnya, mengubah sebagian kata-kata menjadi irama sajak yang serasi. Lalu terakhir jangan lupa mengoreksi puisi yang telah jadi.

22.     Bab 22 : Cara Mengarang Pantun
Dalam bab 22 yang membahas tentang cara mengarang pantun, di sini dijelaskan bahwa pantun termasuk salah satu jenis puisi lama. Dengan demikian, cara menyusun pantun sebenarnya sama dengan cara membuat puisi. Kalaupun ada perbedaan hanya sedikit, yaitu hanya terletak pada irama persajakannya saja. Langkah untuk membuat pantun adalah yang pertama menentukan tema terlebih dahulu. Lalu membuat isi pantun sebelum membuat sampiran. Setelah membuat isi pantun, maka selanjutnya mempuat sampiran pantun dengan menyamakan persajakannya denga nisi pantun. Terkahir, mengoreksi pantun yang sudah jadi.

23.     Bab 23 : Karangan Sastra dalam Bentuk Drama
Dalam bab 23 yang membahas tentang cara mengarang pantu karangan sastra dalam bentuk drama, di sini dijelaskan bahwa drama diartikan sebagai kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas atau yang dipentaskan, disaksikan oleh orang banyak dengan media percakapan, gerak, dan laku yang didasarkan pada naskah tertulis. Unsur yang paling menonol dalam drama adalah percakapan (dialog) antar pemain. Berdasarkan isinya, drama dibagi menjadi drama komedi, drama tragedi, dan drama tragedi komedi. Berdasarkan bentuknya, drama dibedakan menjadi drama dagelan, pantomime, opera, dan ketoprak. Unsur-unsur dalam drama antara lain, meliputi lakon, pemain, tempat (gedung pertunjukan), penonton, dan naskah drama. Unsur-unsur pembantu drama adalah babak, adegan, prolog, dialog, monolog, epilog, mimik, dan pantomime.  Para pekerja drama antara lain, penulis naskah, sutradara, narrator, pemain, penata artistik, serta penata rias dan kostum.

24.     Bab 24 : Latihan Memerankan Naskah Drama
Dalam bab 24 yang membahas tentang latihan memerankan naskah drama, di sini dijelaskan bahwa naskah drama adalah cerita drama dalam bentuk naskah tertulis. Naskah drama dijadikan bahan acuan utama bagi para pemain dalam melakonkan drama. Agar dapat memerankan lakon dalam drama dengan baik, kita perlu berlatih. Latihan yang perlu dilakukan antara lain: (1) latihan membaca, (2) latihan blocking, (3) latihan menghafal, (4) latihan lengkap, (5) latihan penyepurnaan, (6) latihan terakhir.

25.     Bab 25 : Daftar Nama-Nama Sastrawan dan Hasil Karyanya
Dalam bab 25 yang membahas tentang daftar nama-nama sastrawam dan hasil karyanya, di sini dijelaskan bahwa berdasarkan periodenya, karya sastra dibedakan menjadi dua, yaitu sastralama dan sastra baru. Sastra baru digolongkan menjadi 4 periode, yaitu: (1) Angkatan Balai Pustaka atau Angkatan 20. (2) Angkatan Pujangga Baru atau Angkatan 30. (3) Angkatan 45. (4) Angkatan 66.

IV.             KESIMPULAN
         Buku Buku Pintar Sastra Indonesia karya Asrifin An Nakhrawie yang diterbitkan oleh Penerbit CV. Duta Graha Pustaka merupakan ringkasan materi sastra Indonesia yang dilengkapi dengan cara pintar dalam mengarang cerpen, puisi, pantun, dan drama. Yang menjadi pokok bahasan dalam buku ini, antara lain: Pengertian dan Macam-Macam, Karangan Sastra dalam Bentuk Prosa, Unsur-Unsur dalam Prosa, Mencari dan Meneliti Unsur-Unsur yang Terdapat dalam Karangan Prosa, Karangan Sastra dalam Bentuk Puisi, Unsur-Unsur dalam Puisi, Sajak dan Macam-Macamnya, Majas dan Macam-Macamnya, Menasirkan dan Memahami Puisi, Ungkapan atau Kiasan, Perumpamaan, Peribahasa, Cara Mengarang Cerpen, Mengarang Cerita Berdasarkan Pengalaman Pribadi, Mengarang Cerita Berdasarkan Gambar, Mengarang Cerita dengan Menceritakan Kembali Cerita yang Pernah Didengar, Cara Mengarang Puisi, Mengarang Puisi dengan Mencari Kata-Kata Sinonim, Daftar Kata-Kata Sinonim sebagai Bahan Mengarang Puisi, Mengarang Puisi dengan Menggunakan Majas, Mengarang Puisi dengan Menggunakan Sajak, Cara Mengarang Pantun, Karangan Sastra dalam Bentuk Drama, Latihan Memerankan Naskah Drama, Daftar Nama-Nama Sastrawan dan Hasil Karyanya. Buku ini dapat digunakan dari anak usia SD sampai orang dewasa disemua kalangan.

No comments :

Post a Comment