Public School dan Konsep Deschooling Society
Public School
dan Konsep Deschooling Society
Awal
abad 19, sekitar tahun 1800-an, disitulah pertama kali muncul era revolusi
industri, di era tersebut pula muncul sebuah wujud “sekolah umum”, di belahan
bumi Eropa dan Amerika. Tepat pada era tersebut pula muncul teori belajar behaviorisme
dilanjutkan dengan teori belajar dan pembelajaran yang lainnya. Tidak
dipungkiri bahwa Revolusi industri telah menyebabkan banyak perubahan, baik
dalam hal positif atau dalam hal negatif; dalam tatanan sosial, politik,
budaya, agama, seni, termasuk pendidikan.Pada
perkembangannya, sekolah umum tidak dapat lepas dari kepentingan industri,
sekolah umum ada untuk tatanan kehidupan industri, bukan untuk kepentingan
kehidupan manusia yang utuh. dengan hadirnya sekolah umum, tujuan belajar
menjadi semakin sempit sehingga hanya menjadikan kita sebagai orang yang mampu
menjadi pekerja setelah lulus. Semakin sadarnya manusia Amerika akan pentingnya
kemampuan berliterasi, maka pada akhir tahun 1800-an, para reformis menuntut
adanya sekolah umum (Public School),
untuk menyelenggarakan pendidikan dasar bagi anak-anaknya, saat itu
kebutuhannya hanya meliputi “membaca, menulis, dan berhitung”. Hal tersebut
tidak lepas dari lingkungan industri yang diketahui membutuhkan angkatan kerja
yang lebih ‘melek literasi’.
Semakin menjamurnya persekolahan di mana-mana sebagai bukti
bahwa sekolah kini dianggap sebagai jalan hidup bagi manusia modern. Mereka
yang tidak sekolah berarti mereka terbelakang. Padahal memperoleh ilmu
pengetahuan tidak mesti melalui sekolah. Sehingga tidak heran jika model
pendidikan seperti ini menuai kritikan dari Ivan Illich. Illich
mencoba membebaskan masyarakat dari anggapannya tentang sekolah sebagai sarana
satu-satunya untuk memperoleh pendidikan. Ilmu pengetahuan bagi Illich, tidak
hanya dapat diperoleh dari sekolah, akan tetapi dapat diperoleh dari luar
sekolah seperti lingkungan sekitar dan alam. Pada akhirnya, seorang siswa hanya
bisa menuruti apa yang telah dijajakan oleh sekolah berupa ilmu pengetahuan,
tanpa harus tahu dari mana dan bagimana ilmu pengetahuan tersebut. Disamping
itu, kebebasan bagi Illich adalah kebebasan individu dalam daya kreasi dan
pemikiran kritis, “karena kebebasanlah siswa akan berpikir”. Dan kebebasan
dalam dunia pendidikan adalah kebebasan untuk berbicara atau berargumen The
arguments for academic freedom are the same as those for freedom of speech, and
they rest on the same foundation.
Tampaknya
kebebasan yang di lancarkan oleh Illich tidak memiliki batasan-batasan
tertentu, maka disitulah pentingnya akhlak dalam pendidikan. Tanpa akhlak,
pengetahuan kebebasan akan menjadi liar. Yang dimaksud kebebasan dalam konteks
islam adalah kebebasan yang tanpa meninggalkan tradisi atau yang mempersoalkan
masalah-masalah usul. Kebebasan dalam islam adalah kebebasan memilih yang baik
dari yang tidak baik berdasarkan ilmu. Jika seseorang tidak mempunyai ilmu
untuk membedakan yang baik dan buruk, ia tidak bebas memilih. Kebebasan seperti
ini disebut ikhtiyar, artinya memilih yang khayr (baik). Jadi
bebas dalam batas-batas pengetahuan islam yang dapat dipertanggung jawabkan.
Sebagai
filosof dan kritikus sosial, Illich menulis sejumlah buku bertema kritik-kritik
terhadap kultur modern, yang membentang dalam berbagai isu, mulai pendidikan,
pengobatan, pekerjaan, penggunaan energi, pembangunan, dan gender. Pemikiran
yang akan disoroti dalam tulisan ini, adalah pemikiran pendidikan Ivan Illich
dalam buku kontroversialnya yang berjudul “Deschooling Society”. Buku yang
ditulis Illich dalam rangka mengkritisi praktek kemapanan pendidikan yang
selama beberapa tahun diselenggarakan oleh sekolah ini, dianggap sangat
berbahaya oleh beberapa pihak. Ia dianggap telah menyadarkan masyarakat akan
urgensi peninjauan ulang beberapa konsep yang selama ini dianggap mapan oleh
sebagian besar masyarakat. Gagasan-gagasan Illich mengenai sekolah yang
menurutnya justru membelenggu tersebut telah dituangkannya dalam sebuah buku
fenomenal berjudul Deschooling Society.
Gagasan-gagasan
Illich mengenai sekolah yang menurutnya justru membelenggu tersebut telah dituangkannya
dalam sebuah buku fenomenal berjudul Deschooling Society. Pokok pikiran Ivan Illich dirangkum dari buku
Deschooling Society tersebut adalah
tentang perlunya rekonseptualisasi lembaga pendidikan formal. Menurut Illich,
sistem pendidikan yang baik adalah bahwa sistem pendidikan itu harus memunyai 3
tujuan. yang pertama, lembaga pendidikan itu harus menyediakan bag semua orang
yang ingin belajar eluang untuk menggunakan sumber-sumber daya yang ada pada
suatu ketika dalam kehidupan mereka. kedua, lembaga pendidikan harus
mengizinkan semua orang, yang ingin membagikan apa yang mereka ketahui, untuk
menemukan orang yang ingin belajar dari mereka. ketiga, sistem pendidikan ini
memberi peluang kepada semua orang yang ingin menyampaikan suatu masalah ke tengah
masyarakat untuk membuat keberatan mereka diketahui oleh umum. yang dimaksud
Illich sebagai pendidikan universal yaitu suatu sistem pendidikan yang
diperuntukkan bag semua orang di mana
orang-orang tersebut berpeluang untuk menggunakan sumber daya yang ada,
memungkngkan mereka membagikan apa yang mereka ketahui dan berpeluang
menyampaikan masalah ke tengah masyarakat.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment